Friday, November 23, 2007

Suratan atau Kebetulan

Penjelasan kelmarin benar-benar menyentap jiwa. Saya terperangkap antara persoalan dan juga pilihan. Kabut sungguh untuk menetapkan satu ketentuan. Hanya resah teman setia di dalam kekalutan.

Sesuatu yang tak disangka
Seringkali mendatangi kita
Itukah suratan dalam kehidupan
Atau hanya satu kebetulan

"Mungkin juga aku lalai dalam perjalanan mengingatiMu. Mungkin juga ini cara Kamu untuk memanggil aku pulang. Ku mohon petunjukMu, Tuhan. Hanya Engkau yang mengetahui apa yang terbaik untukku. Aku pasrah dan redha atas segala ketentuanMu."

...Berehat

Tuesday, November 20, 2007

Interesting Conversation

An atheist professor of philosophy speaks to his class on the problem science has with God, The Almighty. He asks one of his new Muslim students to stand and.....
Professor: You are a Muslim, aren't you, son?
Student : Yes, sir.
Prof: So you believe in God?
Student : Absolutely, sir.
Prof: Is God good?
Student : Sure.
Prof: Is God all-powerful?
Student : Yes.
Prof: My brother died of cancer even though he prayed to God to heal him. Most of us would attempt to help others who are ill. But God didn't. How is this God good then? Hmm?
(Student is silent.)

Prof: You can't answer, can you? Let's start again, young fella. Is God good?
Student :Yes.
Prof: Is Satan good?
Student : No.
Prof: Where does Satan come from?
Student : From...God...
Prof: That's right. Tell me son, is there evil in this world?
Student : Yes.
Prof: Evil is everywhere, isn't it? And God did make everything. Correct?
Student : Yes.
Prof: So who created evil?

(Student does not answer.)
Prof: Is there sickness? Immorality? Hatred? Ugliness? All these terrible things exist in the world, don't they?
Student :Yes, sir.
Prof: So, who created them?
(Student has no answer.)
Prof: Science says you have 5 senses you use to identify and observe the world around you. Tell me, son...Have you ever seen God?
Student: No, sir.
Prof: Tell us if you have ever heard your God?
Student : No , sir.
Prof: Have you ever felt your God, tasted your God, smelt your God? Have you ever had any sensory perception of God for that matter?
Student : No, sir. I'm afraid I haven't.
Prof: Yet you still believe in Him?
Student : Yes.

Prof: According to empirical, testable, demonstrable protocol, science says your GOD doesn't exist. What do you say to that, son?
Student : Nothing. I only have my faith.
Prof: Yes. Faith. And that is the problem science has.
Student : Professor, is there such a thing as heat?
Prof: Yes.
Student : And is there such a thing as cold?
Prof: Yes.
Student : No sir. There isn't. (The lecture theatre becomes very quiet with this turn of events.)

Student : Sir, you can have lots of heat, even more heat, superheat, mega heat, white heat, a little heat or no heat. But we don't have anything called cold. We can hit 458 degrees below zero which is no heat, but we can't go any further after that. There is no such thing as cold. Cold is only a word we use to describe the absence of heat. We cannot measure cold. Heat is energy. Cold is not the opposite of heat, sir, just the absence of it.
(There is pin-drop silence in the lecture theatre.)

Student : What about darkness, Professor? Is there such a thing as darkness?
Prof: Yes. What is night if there isn't darkness?
Student : You're wrong again, sir. Darkness is the absence of something. You can have low light, normal light, bright light, flashing light....But if you have no light constantly, you have nothing and it's called darkness, isn't it? In reality, darkness isn't. If it were you would be able to make darkness darker, wouldn't you?
Prof: So what is the point you are making, young man?
Student : Sir, my point is your philosophical premise is flawed.
Prof: Flawed? Can you explain how?
Student : Sir, you are working on the premise of duality. You argue there is life and then there is death, a good God and a bad God. You are viewing the concept of God as something finite, something we can measure. Sir, science can't even explain a thought. It uses electricity and magnetism, but has never seen, much less fully understood either one. To view death as the opposite of life is to be ignorant of the fact that death cannot exist as a substantive thing. Death is not the opposite of life: just the absence of it. Now tell me, Professor. Do you teach your students that they evolved from a monkey?

Prof: If you are referring to the natural evolutionary process, yes, of course, I do.
Student : Have you ever observed evolution with your own eyes, sir?(The Professor shakes his head with a smile, beginning to realize where theargument is going.)
Student : Since no one has ever observed the process of evolution at work and cannot even prove that this process is an on-going endeavour, are you not teaching your opinion, sir? Are you not a scientist but a preacher?
(The class is in uproar.)

Student : Is there anyone in the class who has ever seen the Professor's brain? (The class breaks out into laughter.)
Student : Is there anyone here who has ever heard the Professor's brain, felt it, touched or smelt it?....No one appears to have done so. So, according to the established rules of empirical, stable, demonstrable protocol, science says that you have no brain, sir. With all due respect, sir, how do we then trust your lectures, sir?(The room is silent. The professor stares at the student, his face unfathomable.)
Prof: I guess you'll have to take them on faith, son.
Student : That is it sir.. The link between man & god is FAITH. That is all that keeps things moving & alive.

NB:I believe you have enjoyed the conversation...and if so...you'll probably want your friends/colleagues to enjoy the same...won't you?...forward them to increase their knowledge...

... copy paste from forwarded email.

Friday, November 09, 2007

Sebuah coretan kehidupan

Tengah hari semalam, kami dikunjungi tetamu istimewa. Abang D, bekas pekerja abah datang bersama dengan dua orang adik-beradiknya. Sudah empat tahun dia tidak datang menjenguk ke teratak ini. Kali terakhir kami bertemu lebih kurang 3 tahun sudah iaitu semasa abangnya mengahwinkan anak di Sabak Bernam.

Bergetar tangannya menyalami abah, memeluk dan mencium abah. Tangan emak turut diciumnya. Suasana sayu dan hening seketika. Ada air jernih yang mengalir perlahan dari kelopak matanya. Begitu juga dengan abah, mak dan adik beradik Abang D.

Abang D sebaya dengan abang kedua saya. Dia berkahwin pada usia awal 20an dengan seorang mualaf, Kak E. Orangnya rajin dan jujur. Semua pakcik dan makcik saya mengenalinya. Kami mengenalinya sejak saya berada di sekolah rendah lagi. Pendek kata, dia salah seorang saksi yang melihat saya membesar dari zaman kanak-kanak hinggalah dewasa kini.

Tetapi kesian dia, atas kejujuran dia, ada insan lain yang mengambil kesempatan. Perkahwinan pada usia muda dilanda badai apabila ada orang ketiga yang mengetuk pintu hatinya. Isterinya diceraikan. Dia berkahwin dengan J yang sebelum itu isteri orang dan juga bekas pekerja abah. Adik beradiknya puas menghalang, abah juga turut terkilan kerana J sangat terkenal dengan perangai peliknya. Ketika itu Abang D terlibat dengan satu perniagaan makanan. Perniagaannya sangat maju. J, sanggup tinggalkan suaminya untuk bersama-sama dengan Abang D. Tidak tahan menanggung malu, mereka berpindah ke sebuah negeri yang jauh dari kelompok orang-orang yang mengenali mereka.

Tahun 2006, kami mendengar khabar tentang penceraian Abang D. J difahamkan telah kembali ke pangkuan bekas suaminya yang masih setia menantinya. Tinggallah Abang D keseorangan. "Saya silap, masa itu saya terlalu ikut perasaan", begitulah keluhannya. "Sudah lah D, yang sudah itu sudahlah. Fikirkan tentang masa depan kamu dan anak-anak. Kerja baik-baik, solat jangan tinggal, insyaAllah Allah akan tolong kita," pujuk abah. Abang D mengangguk perlahan.

***************************************************************
Teringat kata-kata Safura dalam drama Jelatang yang lebih kurang begini bunyinya :-
"Takdir dan ujian hidup manusia tidak sama. Ujian Allah datang mengikut kemampuan manusia. Allah pilih kamu untuk ujian yang besar kerana Allah tahu kamu seorang yang kuat. Kamu sepatutnya bersyukur kerana kamu insan yang terpilih."

Wednesday, October 24, 2007

Antara Iman dan Nafsu

Antara Iman dan Nafsu
Antara Puasa Sunat dan Rumah Terbuka Hari Raya
Antara hubungan manusia dengan Allah yang Esa
Dan hubungan manusia sesama manusia
Ku tak tahu..tak tahu yang mana satu

Kata hati "Kan bagus kalau start puasa minggu lepas, masa KL masih lagi di "serang todak". Tak lah susah hendak buat pilihan"

Monday, October 22, 2007

Kuala Lumpur dan Raya

Selasa, 16 Oktober 2007
Aman dan damai sungguh rasanya hidup di Kuala Lumpur. Perjalanan ke pejabat hanya mengambil masa lebih kurang 15 minit. Tak perlu tergesa-gesa. Tak ada bingitan bunyi hon. Di lobi bangunan pejabat, tekan butang lif, dua tiga lif terbuka dengan sendirinya. Tidak perlu berebut-rebut mengejar lif. Tenang sahaja.

Tetapi yang boringnya hanya ada tiga umat manusia yang terpaksa jaga kedai. Banyak kerja tidak boleh jalan sebab ramai yang masih bercuti. Akhirnya, buat-buat sibuk walhal main game, keluar makan walhal merayau-rayau lebih dari 1 jam. Ada beberapa kawan yang sms, layan dengan penuh komitmen. Paling haru, boleh pula tertidur barang seminit dua. Cukup masa balik. Bahagianya hidup.


Isnin, 22 Oktober 2007
Hujan lebat di pagi hari. Seiring lebatnya dengan kereta yang berpusu-pusu ke pejabat. Belum pun masuk bandar, sudah berderet-deret. Dari 15 minit jadi 45 minit. Itupun terpaksa ikut short cut.

Di lobi bangunan, satu lif terbuka, ramai yang berkejar-kejaran berusaha menyelinapkan diri. Di pejabat, keadaan sudah seperti sedia kala. Hanya ada beberapa tempat sahaja yang masih kosong. Kerja yang tertunggak terpaksa dilunaskan. Aduh, pening..pening. Cukup masa rehat. Keluar berjalan-jalan di tengah hari niat mencari ketenangan, tetapi di sana sini penuh umat manusia. Rimasnya. Cukup masa balik, aduh sesak lagi. Habis sudah ketenangan yang dilalui selama empat hari.

Thursday, October 11, 2007

Yang Datang dan Yang Telah Pergi


Ramadhan telah tiba ke penghujungnya. Syawal bakal melabuhkan tabir. Sayu dan pilu rasa dihati. Andai ini Ramadhan saya yang terakhir, sedikit sangat masa untuk Dia yang Maha Esa. Jujurnya saya rindu diri saya di Ramadhan yang terdahulu. Walau apapun yang pergi tetap akan jua pergi. Tiada guna untuk ditangisi mahupun dikesali. Yang tinggal hanya azam dan usaha untuk memperbaiki diri. Salam Aidilfitri, Maaf Zahir Batin buat semua yang membaca.


Sunday, September 23, 2007

Terapi minda di Bulan Mulia

Petang tadi sempat menyibukkan diri sebentar ke Jusco. Mencari sandal baru menggantikan yang lama. Hajat di hati hendak beli satu tapi terbeli dua. Satu boleh di pakai ke majlis rasmi satu lagi boleh di pakai pelasah. Tidak mengapalah bukan selalu beli pun.

Abah yang teruja melihat sales sibuk mengajak cari T-Shirt berkolar untuk dia. Sejak saya kenalkan jenama siput asli masa sales untuk JCard member yang lepas, dia dah terbekenan dengan jenama tersebut. Abah ini citarasa warnanya lebih kepada merah. Asal tengok T-shirt je pasti matanya tertumpu kepada merah. Alasannya biar kelihatan muda. Tukang larang terhebatnya, sayalah. Alasan saya mudah..bahaya!. Dia hanya ketawa.

Abah walaupun sudah agak berusia tapi bergaya tetap tidak mahu kalah. Jenuh juga hendak penuhi citarasa dia. Dalam sibuk memilih T-shirt, mak datang merapat dan menunjukkan kemeja tangan panjang nusantara. "Wahh..nampak muda la abah kalau pakai macam ni" "Ishh..tak mo la abah." "Cantik bah", mak memujuk. "Betul abah tak nak?" soal saya. "Tak mo", jawab abah tegas. "Walaupun orang belanja, tak nak juga?" soal saya. "Kalau orang belanja hendaklah," jawab dia sambil terkeheh-keheh ketawa menutup mulutnya. Mak dengan selamba sempat menghempuk lembut lehernya dan berkata "Dah lama buat kerja?". Berderai ketawa tiga beranak dekat situ.

"Tapi kalau hendak baju ni kene try dulu. Pi fitting room tu," arah saya. "Tak mo la abah, agak-agak je la," jawab dia selamba. "Ishh tak boleh agak-agak, kena try gak." Sambil acuh tak acuh dia pun pergi ke fitting room. Dari jauh saya tengok dia cuba nak masukkan baju tersebut dari luar. Dalam hati saya, ngelat sungguh abah ni. Tengah dia terkial-kial hendak memakai baju tersebut, saya menyergahnya. Terkejut dia. "Ishh kamu ni buat terkejut je. Baju ni ketat la. Tak mo lah abah," dia merungut. "Mana tak ketat. Orang suruh try kat dalam. Baju yang pakai sekarang ni kena buka. Baru la puas hati hendak tengok ok ke tak." Dia menjuihkan bibirnya. Saya ketawa lagi. "Macam budak-budak kena kawal," ngomel saya. Dia sengeh. Setelah puas dia mencuba akhirnya dia puas hati, dua helai baju menjadi milik dia. Makin berseri lagi wajahnya melihat saya yang membayar.

***************************************************
Kadang-kadang kita terlalu memikir masalah kita tanpa mengambil kira hati insan-insan di sekeliling kita. Kadang-kadang kita terlalu sibuk dengan urusan kerjaya kita tanpa kita fikir ada hati yang perlukan perhatian kita. Semasa kecil mereka sudah jenuh berkorban untuk anak-anak. Kini tiba masanya untuk anak membalas pengorbanan mereka. Melihat wajah riang abah, tiba-tiba hati saya menjadi sayu. Terkenang pada perjalanan hidupnya. Syukur kerana masih ada ruang untuk saya berbakti kepadanya sementara roh dan jasadnya masih bersatu.

Friday, September 21, 2007

Kisah Nabi Allah Ibrahim dan Menantunya

Nabi Ibrahim pergi menziarahi menantunya ketika puteranya, Nabi Ismail tiada di rumah. Isteri Nabi Ismail belum pernah bertemu bapa mertuanya, Nabi Ibrahim. Apabila sampai di rumah anaknya itu, terjadilah dialog antara Nabi Ibrahim dan menantunya.

Nabi Ibrahim : Siapakah kamu?
Menantu : Aku isteri Ismail.
Nabi Ibrahim : Di manakah suamimu, Ismail?
Menantu : Dia pergi berburu.
Nabi Ibrahim : Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga?
Menantu : Oh, kami semua dalam kesempitan dan (mengeluh) tidak pernah senang dan lapang.
Nabi Ibrahim : Baiklah! Jika suamimu balik, sampaikan salamku padanya. Katakan padanya, tukar tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan supaya menceraikan isterinya).
Menantu : Ya, baiklah.

Setelah Nabi Ismail pulang daripada berburu, isterinya terus menceritakan tentang orang tua yang telah singgah di rumah mereka.
Nabi Ismail : Adakah apa-apa yang ditanya oleh orang tua itu?
Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.
Nabi Ismail : Apa jawapanmu?
Isteri : Aku ceritakan kita ini orang yang susah. Hidup kita ini selalu dalam kesempitan, tidak pernah senang.
Nabi Ismail : Adakah dia berpesan apa-apa?
Isteri : Ya ada. Dia berpesan supaya aku menyampaikan salam kepadamu serta meminta kamu menukarkan tiang pintu rumahmu.
Nabi Ismail : Sebenarnya dia itu ayahku. Dia menyuruh kita berpisah. Sekarang kembalilah kau kepada keluargamu.

Ismail pun menceraikan isterinya yang suka merungut, tidak bertimbang rasa serta tidak bersyukur kepada takdir Allah SWT. Sanggup pula mendedahkan rahsia rumah tangga kepada orang luar.

Tidak lama selepas itu, Nabi Ismail berkahwin lagi. Setelah sekian lama, Nabi Ibrahim datang lagi ke Makkah dengan tujuan menziarahi anak dan menantunya. Berlakulah lagi pertemuan antara mertua dan menantu yang saling tidak mengenali.

Nabi Ibrahim : Di mana suamimu?
Menantu : Dia tiada dirumah.
Dia sedang memburu.
Nabi Ibrahim : Bagaimana keadaan hidupmu sekeluarga? Mudah-mudahan dalam kesenangan?
Menantu : Syukurlah kepada tuhan, kami semua dalam keadaan sejahtera,tiada apa yang kurang.
Nabi Ibrahim : Baguslah kalau begitu.
Menantu : Silalah duduk sebentar. Boleh saya hidangkan sedikit makanan.
Nabi Ibrahim : Apa pula yang ingin kamu hidangkan?
Menantu : Ada sedikit daging, tunggulah saya sediakan minuman dahulu.
Nabi Ibrahim : (Berdoa) Ya Allah! Ya Tuhanku! Berkatilah mereka dalam makan minum mereka. (Berdasarkan peristiwa ini,Rasulullah beranggapan keadaan mewah negeri Makkah adalah berkat doa Nabi Ibrahim).
Nabi Ibrahim : Baiklah, nanti apabila suamimu pulang, sampaikan salamku kepadanya. Suruhlah dia menetapkan tiang pintu rumahnya sebagai kiasan untuk mengekalkan isteri Nabi Ismail).

Apabila Nabi Ismail pulang daripada berburu, seperti biasa dia bertanya sekiranya sesiapa datang datang mencarinya.
Nabi Ismail : Ada sesiapa datang semasa aku tiada di rumah?
Isteri : Ya, ada. Seorang tua yang baik rupanya dan perwatakannya sepertimu.
Nabi Ismail : Apa katanya?
Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.
Nabi Ismail : Apa jawapanmu?
Isteri : Aku nyatakan kepadanya hidup kita dalam keadaan baik, tiada apapun yang kurang. Aku ajak juga dia makan dan minum.
Nabi Ismail : Adakah dia berpesan apa-apa?
Isteri : Ada, dia berkirim salam buatmu dan menyuruh kamu mengekalkan tiang pintu rumahmu.
Nabi Ismail : Oh, begitu. Sebenarnya dialah ayahku. Tiang pintu yang dimaksudkannya itu ialah dirimu yang dimintanya untuk aku kekalkan.
Isteri : Alhamdulillah, syukur.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu. Dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih." (Surah Ibrahim, ayat 7)

"Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui daripada kaum wanita, bahawasanya taat kepada suami serta mengakui haknya adalah menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah, tetapi sangat sedikit sekali golongan kamu yang dapat melakukan demikian." (Riwayat Al-Bazzar dan Ath-Thabrani)

***Sekadar salin dan tampal

Sunday, September 16, 2007

Ramadhan Datang Lagi

Ramadhan 1428H sudah tiga hari bermula. Hadirnya 1 Ramadhan bermakna genaplah setahun usia iman mawaddah saya ini. Terlalu pantas masa berlalu. Syukur kepada Allah kerana memberi kesempatan untuk merasai nikmat Ramadhan kali ini. Syukur jua kerana atas rahmat-Nya juga, ada kekuatan untuk menghidupkan penulisan di laman yang tidak seberapa ini.

Iman mawaddah lambang satu tranformasi. Penghijrahan diri seorang insan yang mengembara mencari sinar Illahi. Sengaja saya memilih bulan Ramadhan untuk memulakan penulisan blog kerana saya berharap untuk mendapat keberkatanNya. Kebetulan pula, Ramadhan tahun lalu dan tahun ini jatuh pada bulan September, bulan kelahiran saya. Kenapa saya memilih iman mawaddah? Simboliknya iman lambang cinta seorang hamba pada Penciptanya. Satu proses muhasabah diri dan matlamat yang ingin dituju sehingga hembusan nafas yang terakhir. Iman juga tanda kenangan pada yang telah pergi. Mawaddah pula kasih sayang, kasih sayang seorang insan untuk saudara seagamanya. Saling ingat mengingati demi agama yang tercinta. Demi Allah, semua ini bukan untuk menunjuk-nunjuk. Tetapi untuk memperbaiki diri sendiri sambil mengajak yang lain menuju ke arah yang sama.

Kadang-kadang saya masih tidak percaya yang iman mawaddah mampu bertahan sehingga setahun lamanya. Dulu hampir saja saya menutupnya. Bukan apa, kadang-kadang beku juga otak untuk menyiapkan entri. Tetapi bila ada rakan-rakan yang menanya tentang entri terbaru, lansung bersemangat semula untuk menulis. Beberapa minggu sudah, abang saya sibuk menunjukkan blog isterinya yang baru ada beberapa entri. Siap suruh saya diam-diam komen lagi di blog isterinya...hehe. Hai abang, kalaulah abang tahu adik abang ini dah setahun terlibat dengan dunia blog ini, pasti abang gelakkan saya :D

Selamat Hari Lahir iman mawaddah..semoga perjalanan itu tidak terhenti di sini.




Tuesday, September 11, 2007

Dia Dari Pandangan Mata Saya

Dari pandangan mata saya,
Dia seorang yang ringan tulang
Dia suka menolong orang
Dia rajin sembahyang
Dia seorang yang pendiam
Tapi dia kaya budi bahasa

Dia tinggal di sebuah kampung yang damai
Dia punyai seorang isteri yang manis wajahnya
Isterinya orang kampung saya
Namun dia belum dikurniakan anak

Hari Sabtu kelmarin,
Dia sakit tenat
Rupa-rupanya selama ini dia asyik keluar masuk hospital
Khabarnya dia sakit kanser usus

Semalam,
Khabar dari kampung diterima
Dia telah pergi
Meninggalkan dunia di penghujung syaaban

Hari ini,
Khabar itu sampai jua ke pengetahuan
Pengurusan jenazah dilakukan di hospital
Bagai menyimpan sebuah kisah
Hingga akhirnya sijil kematiannya tercatat rahsia

Dia...HIV positif!
Terkejut saya mendengar khabar
Semua orang tidak mengetahuinya
Hinggalah ke akhir pengurusan jenazahnya

Sungguh tidak disangka
Dia berpenyakit paling bahaya
Kasihan isteri dia
Desis hati kecil saya

Umum tidak mengetahui sejarah hidupnya
Tapi semua orang tidak menafikan
Dia seorang pemuda yang baik
Mungkin dia telah tahu saat pemergiannya

Sebab itu dia mahu orang mengenang
Kebaikkannya dari kisah silamnya
Andai dia telah bertaubat
Mudah-mudahan Allah menerima segala taubatnya
Mudah-mudahan isterinya tabah menghadapi ujian Allah

Al-Fatihah

******************************************************************
Garapan kisah benar ini bukan puisi ataupun sajak. Hanya sekadar garapan ringkas.

Monday, September 10, 2007

Suatu Ketika Dahulu

Suatu ketika dahulu.
Lelaki Cina: Kakak, ini siapa? Anak kakak?
Kakak tersenyum dan mengangguk.

Lelaki Cina: Betul ke? (memandang kepada sepupu kakak tersebut untuk dapatkan kepastian)
Sepupu kakak: Betullah.

Lelaki Cina: Bila kakak dapat anak?
Kakak: Minggu lepas.

Lelaki Cina: Anak lelaki ke perempuan?
Kakak: Perempuan

Lelaki Cina: Kakak, tunggu sikijap haa. Saya keluar sikijap. Jangan kunci ini gate.
Tidak lama kemudian, lelaki Cina itu kembali sambil membawa enam hamper set barangan bayi jenama baby Johnson.

Kakak: Apa ni Ko Hey. Buat susah-susah aje.
Lelaki Cina: Ini hadiah untuk baby kakak. Saya sangat suka kakak dan abang dapat anak lagi.
Kakak: Terima kasih Ko Hey.

***************************************************
"Orang tua-tua kampung kata, masa kamu lahir, tapak kaki kamu berisi penuh, bermakna rezeki kamu murah. Mak tidak percaya pada telekkan orang tetapi mak anggap apa yang dikatakan itu adalah doa orang untuk kamu." -bonda

p/s: Achik, rasanya sudah terjawab kot, saya wanita unsur apa :D

Saturday, September 08, 2007

Usah Terlalu Gilakan Seseorang

Sesetengah orang memang begitu sifatnya. Amat mementingkan diri sendiri tanpa mahu mengerti suasana yang sedang kita lalui. Mungkin kita sedang sibuk, mesyuarat, memandu, tidur, atau sekadar mahukan kerehatan. Menjadikan kita lemas dan terasa bodoh sekali. Setelah anda mendapat gambaran bahawa anda tidak diperlukan, maka pergilah dari situ. Cubalah tuah anda dengan orang lain pula. Usah terus diburu orang yang jelas telah mengatakan secara terang atau simbolik yang ‘Saya tidak perlukan awak dalam hidup saya’.

Usah kecewa sangat dengan hal semacam itu. Tidak semua yang kita sangka baik untuk kita, sebenar-benarnya baik untuk kita. Banyak juga yang buruk tetapi rupa-rupanya ia amat baik bagi kita. Anda tidak mendapat dia hari ini, anda sangka itu amat buruk. Tidak ! Jangan silap, mungkin itu amat baik untuk anda kerana ia membuka peluang bagi anda mendapat yang lebih baik.

Andainya anda telah terhenti di situ, peluang untuk anda mendapat yang lebih baik telah tertutup. Tidakkah itu sesuatu yang amat merugikan? Kita selalu ‘memaksa’ TUHAN memperkenankan semua yang kita hajatkan. Hingga kalau tidak dapat kita akan marah, merajuk dan menyalah-nyalahkan takdir. Apakah anda tahu apa yang akan terjadi pada hari muka? Apakah anda tahu dia yang anda buru sebegini dahsyat pasti memberikan kebahagiaan pada anda?

Tiada siapa mengetahuinya. Malah mungkin orang yang anda amat dambakan itu rupa-rupanya memberikan anda banyak masalah. Tidak sedikit orang yang berjuang bermatian-matian untuk mendapatkan seseorang, kemudian setelah mendapatnya terpaksa bermatian-matian pula hidup dengan seribu satu keburukan-keburukannya. Bukan semua yang kita mahu sesuai dengan kita. Impian kita besar, untuk memiliki rumah besar dan kereta besar, tetapi kalau badan kecil serta pendapatan tak seberapa kereta besar serta rumah besar akan memberi masalah. Orang berbadan kecil memandu kereta besar, silap-silap disangka pemandu, orang bergaji kecil tinggal di rumah besar, disangka rumah pusaka, main ekor atau rasuah. Orang buruk berkahwin dengan orang cantik, silap-silap disangka guna-guna. Orang miskin berkawan dengan orang kaya, mungkin kaki bodek dan gila harta.

Maka itu, jika anda sudah tidak diperlukan oleh seseorang, bawalah diri. Pergilah dari situ dan binalah hidup baru. Jelas, dia bukan terbaik untuk anda. Orang yang sedia melukakan hati anda tak mungkin dia akan tergila-gilakan anda. Jika anda berjaya pun memerangkap dia, tidak mungkin dia akan turut ‘gila’ sebagaimana anda.

Apa jua di sekeliling kita tidak menjanjikan kebahagiaan buat kita. Yang kita sangka membahagiakan itu juga datang bersama masalah. Kereta baru itu nikmat tapi kita juga dibebani masalah hutang yang banyak. Mengahwini orang kaya itu membahagiakan, tapi juga diburu takut miskin. Dapat berkawan dengan orang handsome atau cantik itu membanggakan, tapi kita juga dibebani cemburu. Pendek kata kesemua yang berada disekeliling kita bukanlah teras untuk berasa bahagia tetapi ketahuilah yang dikatakan bahagia itu berada dalam diri anda sendiri.

Selamat berasa bahagia untuk membina emosi cemerlang.

***Entri salin tampal ini untuk dia, seorang sahabat yang kecewa kerana cintanya ditolak oleh jejaka pujaannya. Sahabat, ku tahu kau amat menderita menjalani ujian ini. Tetapi bersabarlah. Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Jangan diikutkan rasa hati kerana itu akan memudahkan syaitan menguasai diri. Mencintai tidak bererti memiliki. Lepaskan lah ia dari kotak memori. Jika ia benar-benar tercipta untuk kamu, insyaAllah suatu hari nanti ia akan datang sendiri kepada kamu. Jika sebaliknya, jangan bersedih, sesungguhnya rahmat Allah sentiasa bersamamu. Tersenyumlah wahai sahabat, sekurang-kurangnya ia masih sudi berkawan denganmu walaupun hatimu parah akibat tusukan "mata kail"nya. Peringatan untuk diriku jua.

Tuhan cinta Agung.

Tuesday, September 04, 2007

Personaliti Wanita

WANITA TANAH
Wanita tanah dilahirkan di bawah zodiak Taurus (21 April-20 Mei), Virgo (24 Ogos-23 September) dan Capricon (22 Disember-20 Januari).

*Seorang yang boleh dijangka, berwibawa dan praktikal.
*Penyabar dan bertolak ansur, mempunyai kehendak dalaman dari segi emosi dan material.
*Semangat produktif dan gigih yang disertai dengan sikap berhati-hati menjadikan wanita tanah berkemampuan mencapai kejayaan dalam perniagaan.
*Kebijaksanaan dan kepintaran yang diperolehi sering tersembunyi oleh air muka semulajadi yang pendiam dan tenang.
*Sifat marah yang terkawal serta keperluan untuk keteguhan dan kawalan sering terbawa-bawa dalam perhubungan yang amat konservatif, serius dan sederhana.
*Tidak mudah menunjukkan sifat penyayang tetapi wanita tanah adalah seorang kekasih yang setia dan berwibawa.

WANITA API
Wanita api dilahirkan di bawah lambang Aries (21 Mac-20 April), Leo (24 Julai-23 Ogos) dan Sagittarius (23 November-21 Disember).

*Dilahirkan sebagai pemimpin
*Mempunyai kekuatan diri dan biasanya enggan menerima pendapat orang lain walaupun ianya benar.
*Seorang yang artistik dan sukar dijangka, tetapi biasanya romantis dan tidak pemalu.
*Mempunyai personaliti suka menguasai dan mendominasi tetapi boleh mengimbangi sifat-sifat ini dengan sikap yang pemurah, mesra dan menunjukkan sifat yang mendalam terhadap sesuatu yang disukainya.
*Suka berterus terang dan tidak berselindung menyebabkan orang yang dikasihi merasa sedih dan terhiris.
*Jujur dan mahu hubungan peribadi berjalan dengan lancar. Wanita api harus diberikan ruang yang cukup luas untuk menjadikan perhubungan itu terus berkesan.
*Tidak keberatan untuk beralih arah jika berasa tertekan.

WANITA ANGIN
Mereka ini lahir di bawah lambang Gemini (22 Mei-21 Jun), Libra (24 September-23 Oktober) dan Aquarius (21 Januari-19 Februari).

*Berterus terang, berminda aktif dan gemar mencari kepelbagaian dalam setiap aspek kehidupan.
*Berfikiran terbuka, mempunyai daya imaginasi dan inovatif, bagi mereka segalanya boleh dicapai.
*Bergaya, tenang dan tidak cerewet serta mempunyai keinginan semulajadi untuk mengamalkan sikap diplomasi dan saling bekerjasama bersungguh-sungguh.
*Sanggup mengorbankan kehendak atau idea mereka sendiri demi mencapai keharmonian dan mengelakkan perselisihan atau konflik.
*sentiasa gigih untuk mendapatkan cinta yang terunggul, untuk berkonfrantasi.
*Kurang cenderung untuk menyampaikan perasaan sebenar yang terpendam dalam hati mereka.
*Dikenali dan diingati kerana sifat romantis dan manja.

WANITA AIR
Wanita air terdiri daripada mereka yang lahir di bawah zodiak Cancer (22 Jun-23 Julai), Scorpio(24 Oktober-22 November) dan Pisces (20 Februari-20 Mac).

*Mempunyai sifat semulajadi untuk berkembang maju.
*Mereka ini dipandu oleh perasaan hati dan mempunyai sifat mudah bersimpati, berdaya imaginatif, sentimental, mempunyai perasaan yang berubah-ubah dan berhati-hati.
*Tenang dan mudah tersentuh oleh emosi orang-orang yang berada disekeliling dan cepat mengeluarkan air mata dalam sebarang situasi yang menyedihkan.
*Mudah mengikut rentak emosi orang lain dan juga diri sendiri. "


***Wanita-wanita sekalian anda tergolong dalam unsur yang mana? Buat lelaki, kenali wanita di sekeliling anda. Tidak semuanya tepat. Tetapi, sahaja suka-suka sebab sudah lama tidak buat sesi salin dan tampal :D

Saturday, September 01, 2007

Layannnnnn

Ala..kena tag lagi. Kali ini dengan Sue Purple...layannnn

5 benda dalam handbag saya
1) dompet
2) alatan ringkas menceriakan wajah
3) tisu
4) thumb drive
5) kad akses kerja

5 benda dalam dompet@beg duit saya..
1) Duit
2) IC
3) Lesen memandu
4) Segala jenis kad untuk kemudahan kewangan
5) Sim kad no telefon lama

5 benda favorite dalam bilik saya
1) Tilam kekabu
2) Bantal kekabu
3) Buku resipi peribadi
4) Orkid hadiah dari kakak
5) Koleksi barang-barang sulaman Beijing

5 perkara yang nak saya lakukan..(ermmm banyak)
1) Jadi insan yang baik dunia dan akhirat
2) Jumpa Hadi, Aliyya, nenek dan keluarga di sana.
3) Pergi haji
4) Melancong merata dunia.
5) Bercuti ke negeri, tempat menuntut ilmu dulu

5 perkara yang sedang dilakukan..
1) taip entri ini
2) tunggu air masak kat atas dapur tu haa
3) balas offline message Aliyya
4) tunggu mesin basuh habis jalankan tugasnya
5) bersiap sedia hendak pergi pasar tani

Thursday, August 30, 2007

Erti Kemerdekaan

Merdeka 1
“Merdeka! Merdeka!” Kah..kah..kah ..
“Woi apa korang gelak-gelak.” Sunyi seketika.
“Lain kali kalau nak gelak, ajak aku sekali”

Ketawa beramai-ramai

“Eh kita nak ke tingkat mana?”
“ Tingkat 8 la..”
“Eh tingkat 2 la”
“A’a jom tingkat 2. Belasah je la”

“Tanggal 31, bulan 8.. 57 ..merdeka..merdeka”

Bingit sungguh suara kanak-kanak sekolah itu berbicara dan menyanyi memecah sepi ruang lif yang sempit. Rimas saya dibuatnya. Mereka semua yang masih berpakaian sekolah merayau-rayau sekitar pusat membeli belah. Umur mereka masih lagi hijau, sekitar 9 ke 10 tahun. Jauh di sudut hati saya tertanya, mak ayah adik-adik ini tahu ataupun tidak akan aktiviti anak-anak mereka.

Merdeka 2
Suasana pagi hari di pejabat mulai tenang hari ini. Tiga hari sebelum ini, suasana hinggar bingar dengan jet-jet pejuang yang melintasi ruang udara sempena latihan hari kemerdekaan. Ditambah lagi dengan suara keterujaan kami, maka makin berserilah kekecohan di pagi hari. Asyik memang asyik.

Tiba-tiba terlintas di benak fikiran, jikalah jet pejuang ini melanggar bangunan tempat saya bekerja, maka tragedi seperti 911 akan berulang. Syahid ke saya andai ditakdirkan mati sedemikian rupa?

Kemudian terfikir pula, di Malaysia kita seronok melihat aksi dan bunyi jet pejuang memecah udara. Tetapi jika di bumi Palestin, Iraq dan beberapa negara Islam yang tertindas, bunyi ini adalah amaran yang amat menakutkan. Pasti bertempiaran manusia berlari menyelamatkan diri, anak-anak kecil menangis ketakutan dan banyak nyawa yang akan terkorban angkara jet-jet pejuang tersebut. Saya bermunajat sendirian.

Merdeka 3
Senja telah berarak lalu, saya masih dibelenggu dengan tugasan yang perlu diselesaikan. Perjalanan pulang saya diserikan dengan neon-neon indah malam kemerdekaan. Anak-anak muda pelbagai gaya, berpakaian tidak cukup kain, beriringan dengan pasangan masing-masing telah bersiap sedia menanti detik 12 belas malam.

Sayu sungguh hati ini. Melihat kealpaan dalam mendalami erti kemerdekaan. Sehingga entri ini ditulis, pasti makin ramai yang berpusu-pusu pergi menyambut merdeka ke tempat-tempat yang menjanjikan hiburan kemerdekaan yang mengasyikkan. Terlupakah mereka bahawa malam kemerdekaan jatuh pada malam jumaat. Satu malam yang patut di jaga kesuciannya dengan amal ibadat. Bukankah lebih baik sekiranya malam kemerdekaan dipenuhi dengan doa kesyukuran dan kesejahteraan negara. Hati hanya mampu merintih sendirian.

Salam merdeka untuk semua. Semoga menjadi manusia yang waras dalam menilai erti kemerdekaan.

Friday, August 24, 2007

Alahai kesian dia

Telefon berbunyi, tuannya tiada di tempat. Dia cuba menarik line telefon tersebut dari tempatnya. Malangnya setting yang biasa dilakukan tidak menjadi. Lalu dia kelam kabut berlari-lari anak ke tempat rakan sekerjanya untuk mengangkat telefon tersebut.

"Hello". Tiba-tiba...Gedebuk!!! Semua mata tertumpu ke arah bunyi yang kuat itu. Kemudian masing-masing buat-buat tidak tahu. Walhal masing-masing menahan gelak. Dari tempat saya, kelihatan kepalanya sahaja. Saya yang sedang bercakap telefon terhenti sebentar menahan ketawa. Hendak gelak lebih-lebih tidak baik pula. Seorang rakan lain sibuk mencari kerusi yang baru. Dia masih lagi control macho menjawab panggilan dengan selamba sambil bangun dari tempat jatuhnya.

Usai menjawab telefon, dia menghampiri saya.
"Aduh!!! iman, sakit tulang rusuk aku, " dia mengadu.
"Aku rasakan, kau patut ambil life insurance la," jawab saya selamba.
"Tak kan aku nak amik life insurance semata-mata sebab aku jatuh kerusi kot," katanya sambil menjuihkan bibirnya.

Saya tersengeh sambil tergelak kecil. Terpandang pada wajah rakan-rakan setugas yang lain, semuanya turut tersengeh. Rupa-rupanya ramai yang mencuri dengar perbualan kami.

Alahai kesiannya dia.

Sunday, August 05, 2007

Kemaafan Itu Suatu Yang Indah

Suatu hari, Rasulullah SAW pergi bertemu dengan Jin di malam hari. Siti Aisyah pula tinggal keseorangan menunggu kepulangan baginda di rumahnya. Rasulullah pulang agak lewat pada malam itu. Aisyah yang puas menunggu akhirnya tertidur.

Ketika Rasulullah sampai ke rumahnya, baginda memberi salam. Salam pertama tiada sahutan. Begitu juga dengan salam kedua dan ketiga. Sebaik sahaja ketiga-tiga salam baginda tiada sahutan, maka baginda dengan rendah hati telah menanggalkan serbannya untuk dijadikan lapik tidur. Baginda Rasulullah tidur di hadapan pintu rumahnya. Aisyah yang tersedar dari tidurnya, terkejut memikirkan Rasulullah yang masih belum pulang walaupun hari sudah menjelang subuh.

Siti Aisyah kelam kabut membuka pintu. Sedang ia hendak melangkah keluar, kakinya hampir hendak terpijak kepala Rasulullah. Lantas ia terduduk mengadap Rasulullah. Baginda Rasulullah yang ketika itu sedang terkejut mendengar pintu terbuka juga terduduk mengadap Siti Aisyah. Lantas mereka saling bermaafan secara spontan. Rasulullah memohon maaf kerana pulang lewat malam, manakala Siti Aisyah pula memohon maaf kerana tertidur semasa menunggu kepulangan baginda sehingga menyebabkan baginda tidur di luar rumah.

Kemaafan itu suatu yang indah. Tetapi tidak ramai di antara kita yang boleh meruntuhkan tembok keegoaan dalam diri, bersedia untuk memohon maaf dan belajar memaafkan. Persepsi negatif bahawa memohon maaf itu bererti kalah terus berakar tunjang dalam diri.

Seseorang yang bersedia merendahkan dirinya dan memohon maaf adalah seorang yang hebat. Ini kerana ia meletakkan dirinya di tempat yang adil bukan sahaja untuk dirinya bahkan untuk diri orang yang berada di sekelilingnya. Seseorang yang hebat juga mesti berlajar memaafkan dan melupakan. Buktinya jelas ternyata seperti kisah Rasulullah, seorang manusia terhebat dengan Siti Aisyah, seorang muslimah yang bertaqwa di atas.

Saya tersentak dan tersedar ketika mendengarnya dalam satu program bina insan.

***Mohon maaf kerana akhir-akhir ini masa amat terhad untuk saya membalas kunjungan ke blog sahabat-sahabat. InsyaAllah bila ada kelapangan saya akan datang menziarahi.

Saturday, July 28, 2007

Lima Cara Memilih Sahabat


NASIHAT yang boleh diikuti dalam membina persahabatan ialah sebagaimana pesanan al-Qamah (seorang sahabat Rasulullah SAW) kepada anaknya:
Pertama
Pilihlah sahabat yang suka melindungi sahabatnya, dia adalah hiasan diri kita dan jika kita dalam kekurangan nafkah, dia suka mencukupi keperluan.
Kedua
Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, dia suka menerima dengan rasa terharu, jikalau ia melihat kebaikan yang ada pada dirimu, dia suka menghitung-hitungkan (menyebutnya).
Ketiga
Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, ia suka menerima dengan rasa terharu dan dianggap sangat berguna, dan jika ia mengetahui mengenai keburukkan dirimu ia suka menutupinya.
Keempat
Pilihlah sahabat yang jikalau engkau meminta sesuatu daripadanya, pasti ia memberi, jikalau engkau diam, dia mula menyapamu dulu dan jika ada sesuatu kesukaran dan kesedihan yang menimpa dirimu, dia suka membantu dan meringankanmu serta menghiburkanmu.
Kelima
Sahabat yang jikalau engkau berkata, ia suka membenarkan ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jikalau engkau mengemukakan sesuatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk kepentinganmu.
Dalam memilih sahabat kita hendaklah memilih sahabat yang baik agar segala matlamat dan hasrat untuk memperjuangkan Islam dapat dilaksanakan bersama-sama sahabat yang mulia.
***Hasil salin tampal bermanfaat sempena hari persahabatan 5 Ogos 2007

Friday, July 20, 2007

Bila lelaki hendak belajar memasak

A, rakan pejabat saya sedang tersengeh-sengeh mengadap pc seorang diri. "Pesal pe tersengeh-sengeh tu?" saya menegur. "Aku nak masaklah weekend ni," katanya antara dengar dengan tidak dengar. "Apa? Kau pandai masak ke?" "Ni aku nak cuba lah ni," katanya tersipu-sipu. Saya tergelak besar dan bertanya lagi, "Nak masak apa?" "Spaghetti," jawabnya ringkas. Saya tergelak lagi. "Ni aku tengok internet ni haa, nak belajar la cara masaknya. Kau nak ke nanti aku forwardkan," jawab dia sambil turut ketawa. "Tak pe..tak pe..aku dah terer bab spaghetti ni," jawab saya selamba. "Nak belajar masak, terus belajar masak spaghetti tu?" sakat saya. A hanya tersengeh.

"Sos dia, kau guna apa?" dia bertanya lagi. "Kalau nak buat sos sendiri, guna tomato puri. Kalau malas, beli je sos spaghetti kimball tu." jawab saya. "Lain-lain bahan kau bubuh apa?" tanya dia lagi. "Nak rasa macam italian tu campurkan keju parmesan. Tapi aku tak suka. Bahan-bahan lain macam biasa lah daging atau ayam cincang, cendawan butang, capsicum, tomato yang dipotong dadu. Ikut je apa yang kau rasa sesuai nak campur. Campak je semuanya. Lagi satu aku suka bubuh cili boh. Rasa macam tradisional sikit."

"Capsicum? Capsicum tu lada sulahkan? " tanya A. Saya dan seorang kawan perempuan, F tergelak besar mendegar pertanyaan tersebut. "Apalah kau ni, capsicum pun tak tau," kata F. "Ala lada benggala, tau tak?" tanya saya. "Lada benggala?" giliran A pula gelakkan saya. Saya dan F saling berpandangan. "Apasal kau gelak?" tanya saya. "Kelakarlah nama dia. Abis tu kalau dekat kedai, minta lada benggala orang tau ke eh?" "Lahai, tanya lah bini kau sure dia tahu punya," F menyampuk. "Macam mana ya rupa dia," tanya A. "Ala, bulat-bulat warna hijau tua yang selalu ada atas pizza tu. Kadang ada yang warna merah," jawab saya. "Ooo yang tu..aku tau la," jawab A. "Abis tu, lada sulah tu macam mana pula rupanya," tanya A lagi. Saya dan F berderai ketawa. "Tu white pepper, black pepper pernah dengar tak?" tanya F. "Ooo yang tu dalam botol macam serbuk," jawab A. Kami ketawa lagi.

"Kalau kau nak rasa sedap lagi, kau ambil sos Prego yang ada daging masin-masin tu," kata F. "A'a ye la, pastu aku bagi kau makan. Tak makan siap kau," jawab A. "Tau pun kau ya benda tu, ingatkan blur lagi," jawab F. Tempat kami berbual meriah sekali lagi dengan gelak ketawa kami.

***Adakalanya ketawa itu pengubat duka, penghibur hati tetapi jangan keterlaluan. Orang yang banyak ketawa akan menjadi orang yang paling banyak menangis di akhirat kelak.

Thursday, July 19, 2007

Masih tidak serik

Nuri kemalangan lagi,
Enam perajurit menjadi korban,
Kenapalah masih tidak serik-serik lagi,
Mengumpul statistik nyawa terkorban.


Ajal dan maut, Allah jua yang menentukan. Mungkin sudah suratan nyawa mereka berakhir sebegitu rupa. Nuri hanyalah penyebab kejadian. Teringat pada arwah pakcik J yang menjadi korban Nuri di Sarawak. Arwah dan keluarga sahabat baik keluarga kami. Malah, kakak isterinya berkahwin dengan sepupu mak. Hingga kini, isterinya masih setia bersama cintanya yang telah pergi. Anak-anaknya yang seramai lima orang telah dididik sehingga berjaya ke menara gading dan berkerjaya hebat. Tetapi tidak seorang pun mengikut jejak langkah arwah ayahanda mereka. Mungkin juga makcik Z bimbang kisah lama akan berulang kembali.

Al-fatihah untuk semua yang telah terkorban.

Monday, July 16, 2007

Lagu untuk Adindaku, Aliyya

Dekat DiHatiku
Hatiku kembali tersentuh
Membisik untukku pulang ke sana
Di bayu pergunungan itu
Di laman kedamaian kita

Biar pun ku jauh di sini
Namun tak pernah lupakanmu
Itulah sebagai tandanya
Tidak selalu dari ini
Hanya kau yang sangat ku sayang

Andai kau dengar lagu ini
Walau di mana dikau berada
Yang hidup atau yang telah tiada
Mengertilah wahai saudaraku
Dikaulah yang amat ku rindu
Yang ku sayang buat selamanya

Tapi apalah daya diriku
Tak terucap lagi di bibir
Walau airmata mengalir
Ku tabahkan demi mereka
Kernaku tahu ku kan pulang jua

Andai kau dengar lagu ini
Walau di mana dikau berada
Yang hidup atau yang telah tiada
Mengertilah wahai saudaraku
Dikaulah yang amat ku rindu
Yang ku sayang buat selamanya

Kerna ku tahu ku kan pulang jua
Kerna ku tahu ku kan pulang jua
Kerna ku tahu ku kan pulang jua
-Nazrey Johari

Thursday, July 12, 2007

Terkenang


Kawan: ABC ada?
Pelayan: ABC tiada. Cendol ada. Mau?
Kawan: Cendol tak mau lah. Kasi air tembikai satu.

Saya termenung tengok pelayan.
Pelayan: Mau cendol ke?
Geleng sambil tersengeh.
Pelayan: Mau minum apa?
Geleng dan sengeh lagi.

Pelayan berlalu keliru.
Kawan: Kau apahal. Tergeleng-geleng pastu tersengeh-sengeh.
Saya: Hehe..tak de apa. Cuma terkenang penjual cendol.

Sunday, July 08, 2007

Kisah Di Petang Jumaat

Kota Lumpur setiap petang Jumaat pasti kesesakkannya luar biasa dari yang biasa. Semua berpusu-pusu untuk pulang segera. Ada dua jalan di tengah kota. Jalan terus dinamakan Jalan A. Jalan yang membelok ke kiri pula dinamakan Jalan B. Kenderaan di Jalan B hanya boleh bergerak sekiranya kenderaan di Jalan A bergerak. Pendek kata, kenderaan-kenderaan di Jalan A dan B ini pasti seiring dan sejalan.

Petang itu bapak polisi sibuk mengawal lalu lintas. Dengan kuasa lambaiannya, kenderaan di Jalan A dibenarkan berjalan tanpa menghiraukan cahaya merah bergemerlapan di tiang jalanan. Tetapi kenderaan di Jalan B masih lagi patuh menanti saat cahaya hijau merasmikan perjalanan. Seorang perempuan dengan selamba telah melintas Jalan B tatkala melihat kenderaan-kenderaan di Jalan B masih tidak berjalan kerana begitu patuh dengan sang lampu. Tanpa disedarinya, seorang mat motor menegur "Cepatlah jalan, orang nak jalan ni." Perempuan itu melihat ke arah mat motor. Rupa-rupanya mat motor tersebut adalah rakan sepejabatnya.

"Siapa suruh berhenti. Dah orang sana polis suruh jalan. Jalan je la." Dengan selamba, perempuan itu melambai-lambaikan tangan sebagai isyarat menyuruh jalan. Kenderaan-kenderaan di Jalan B pun berjalan setelah melihat lambaian tangan perempuan tersebut. Maka terciptalah sejarah, polis traffik pertama seorang perempuan berbaju kurung dan bertas tangan. "Kau memang selamba," kata si mat motor sambil tergelak sakan. "Dah tu nak tunggu sampai bila. Dah memang sah-sah boleh jalan," jawab perempuan itu sambil tergelak sama. Si mat motor hanya menggeleng-geleng kepala dengan gelak yang masih bersisa, melambai tangan ke arah perempuan tersebut dan meneruskan perjalanannya.

***Dalam hati perempuan itu, jangan orang fikir dia gila sudahlah.

Wednesday, July 04, 2007

Mungkinkah kiamat sudah hampir?

Kisah ini berlaku ketika saya menuntut di negara matahari terbit. Suatu hari, saya bersama dua orang rakan baik saya, Erma dan Ina pergi bersiar-siar di tepian pantai. Cuaca ketika itu sangat panas. Namun begitu ia tidak mengugat ketenangan kami bertiga untuk berbual-bual di sebuah wakaf yang dibina berhampiran pantai. Beberapa orang bangsa Jepun sibuk dengan aktiviti riadah di petang hari. Dalam kepanasan itu, datang angin sempoi-sempoi bahasa menyerpa suasana pantai. Damai dan nyaman sekali. Percikan air yang dipukul ombak terkena pada wakaf kami. Bangsa-bangsa Jepun yang berhampiran kami seronok tidak terkira. Saya pada mulanya turut merasa gembira. Tetapi merasa tidak sedap hati apabila saya melihat air di dalam kolam yang berhampiran wakaf menggelegak perlahan.

Cuaca semakin sejuk. "Sejuk sangat ni lain macam je aku rasa. Jom kita balik asrama," usul saya ketika melihat keadaan itu. Sebaik sahaja habis bercakap, saya melihat ombak besar memukul pantai. "Tsunamilah, lari! " perintah Ina. Semua yang ada di situ kelam kabut lari menyelematkan diri. Geledakan air kolam yang berhampiran semakin lama semakin kuat. "Kita balik asramalah," pinta saya. "Jangan. Bahaya kena lalu kawasan pantai. Kita ke Pusat Islam," sambung Ina. Kami bertiga berlari sekuat-kuat hati menuju ke Pusat Islam yang berhampiran. Ombak makin lama semakin mengganas. Suara deruannya amat menyeramkan. Wakaf yang kami duduk habis musnah. Bumi yang kami pijak terasa gegarannya. Takutnya Allah sahaja yang Maha Mengetahui.

Saya terjaga dari lena yang panjang. "Syukur alhamdulillah, kau dah sedar." "Kita di mana ni?" tanya saya. "Kita masih di Pusat Islam. Kau terkejut sangat hingga pengsan 2 hari setelah peristiwa Ahad lepas," sambut Erma. "Erma, aku nak balik Malaysia, aku rindukan mak," pinta saya. "Sabarlah dalam keadaan begini kita semua hendak balik," jawab Erma. "Kau makan la dulu, nanti kau tak de tenaga," pinta Ina. "Kenapa kita tidak boleh balik asrama kita?" soal saya. "Asrama itu sudah dibiarkan kosong. Seorang pelajar kita hilang, kemungkinan besar dia mati," jawap Ina. "Bersiaplah, lepas ini kita ke tempat Kak Su. Pusat Islam ini juga sudah terputus bekalan air dan api. Tempat Kak Su tu lebih selamat" Petang itu kami bergerak ke tempat Kak Su, salah seorang senior kami.

Suasana sekeliling kelam kabut sekali. Kesan dari pukulan ombak tsunami jelas kelihatan. Benar-benar seperti tamatnya sebuah peperangan. Di rumah Kak Su, kami mengambil kesempatan menyucikan diri. Saya sempat menghantar sms ke Malaysia, "Mak jangan risau, saya selamat di sini." Hati saya ketika itu sangat sayu. Saya bimbang saya tidak dapat berjumpa dengan keluarga saya lagi selepas ini. Sedang asyik melayan perasaan, tiba-tiba ada arahan dari pihak berkuasa tempatan untuk berpindah. Kami berkumpul di satu kawasan lapang. Macam-macam keadaan manusia yang saya lihat. Masing-masing sibuk dengan hal masing-masing. Persis bayangan di padang masyar, hati kecil saya terdetik. Dalam keadaan berkumpul itu, bumi tiba-tiba terasa bergegar lagi. Semuanya termasuk kami kelam kabut lari ke kawasan yang tinggi. Siren berbunyi menandakan ombak tsunami yang kedua datang. Kami sempat sampai ke kawasan bukit. Saya dapat lihat dengan jelas, ombak tsunami menarik mereka yang tidak sempat lari ke atas bukit. Seorang demi seorang di telannya. Kereta menjadi tunggang terbalik. Kami bertiga menangis sambil berpelukan. Tidak lama kemudian suasana kembali tenang. Ada beberapa mayat yang bergelimpangan di bawah bukit.

Dalam keadaan tenang itu, tiba-tiba bukit tempat kami berlindung pula bergegar dan hujan turun selebat-lebatnya. Cuaca menjadi sangat gelap. "Lari!!!," jerit rakan-rakan dari Malaysia. Kelam kabut kami turun menuju ke bahagian yang bukit yang sebelah lagi. Masing-masing sibuk menyelamatkan diri. Saya, Erma dan Ina terpisah. Puas saya menjerit nama mereka tapi bayangan mereka tidak kelihatan. Tidak lama kemudian saya ternampak kelibat Erma. Kami berpegangan tangan, sambil mata melilau-lilau mencari Ina. Akhirnya Ina kami temui dalam keadaan yang sangat-sangat kepenatan. Kami berusaha membawa dia untuk menyelamatkan diri. "Pergi lari, tinggalkan aku," pinta Ina perlahan. Kami berdegil masih lagi cuba mengheretnya sedangkan kami sendiri kepenatan. Setelah puas berusaha, kami terpaksa tinggalkan Ina. Tiada kata yang dapat diucap hanya linangan air mata yang memahami situasi itu.

Saya dan Erma meneruskan perjalanan. Ina, kami tinggalkan di bawah perlindungan Allah. Kami terserempak dengan Kak Su dan rakan-rakannya. Mereka mengajak kami berlindung bersama-sama mereka hingga hujan lebat reda. Setelah hampir sejam menunggu, keadaan menjadi tenang seketika. Seorang senior lelaki mencadangkan agar kami menaiki bas untuk keluar dari kawasan tersebut. Maka, berebut-rebutlah kami semua menaiki sebuah bas. Jalan raya di tepi lereng bukit itu begitu sesak sekali. Tidak lama kemudian, siren amaran tsunami dan gempa bumi yang ketiga berbunyi. Lalu, kami berpusu-pusu turun dari bas dan menyelamatkan diri.

Saya dan Erma memilih untuk berlindung di sebuah lereng bukit. Sebahagian pelajar-pelajar senior lelaki cuba berselindung di kawasan lereng yang berhadapan kami. Saya dan Erma nampak ada gegaran kecil di bahagian atas tempat mereka berlindung. Tetapi kami tidak berupaya untuk memberitahu. Perasaan bercampur baur. "Ya Allah, musibah apakah ini? Apakah dosa kami ya Allah sehingga bumi ini tiada lagi ketenangannya," detik hati kecil saya. Bagaikan mendengar suara hati saya, tiba-tiba satu suara menjelma di sebalik awan yang kelam "Kamu semua adalah manusia yang tidak mengenang budi. Kamu mengaku Islam tapi kamu tidak mengamalkannya. Kamu melakukan kecelakaan di muka bumi. Kamu tidak menunaikan solat. Kamu berzina tanpa segan silu. Kamu anak derhaka. Sekarang rasakan kamu semua. Bumi ini sudah tidak dapat lagi menerima kamu." Semua yang mendengar suara itu terasa kecut perut. Tidak lama kemudian, berlaku gegaran yang amat kuat di kawasan lereng yang berhadapan kami. Habis semua pelajar-pelajar senior lelaki tersebut mati di timpa batu-batu besar bukit. Saya dan Erma menangis berpelukan tatkala menyaksikan kejadian tragis itu.

Hari sudah menjelang maghrib. Kami berdua mengambil keputusan turun dari lereng bukit tersebut dan berjalan-jalan mencari tempat yang sesuai untuk berlindung. Keadaan diri pula semakin lemah. Kuasa Allah, kami bertemu dengan rakan lama yang juga menuntut di bumi asing itu. Namanya Tini. Dia membawa kami ke tempat perlindungannya yang dijaga oleh seorang ustaz. Tempat itu terletak di celah-celah runtuhan bukit, sungguh sederhana tetapi cukup mendamaikan. Ada beberapa pelajar lelaki dan perempuan yang berlindung sama. Pelajar perempuan diletakkan ke bahagian dalam bukit manakala pelajar lelaki di bahagian luar bukit. "Ustaz, ini sahabat-sahabat saya. Boleh ke mereka tinggal di sini?" Tini memperkenalkan kami kepada ustaz sambil meminta izin daripada ustaz tersebut. Ustaz melihat kami sambil berkata "Anak berdua tinggallah di sini. Bersabar dan bertenanglah menghadapi ujian Allah ini," kata ustaz tersebut. "Sekarang pergi cucikan diri dan bersolat. Di sini ada kedamaian, jangan risau. Orang yang beriman tidak akan gentar untuk mati."

Saya terjaga dari mimpi yang panjang. Jam sudah menunjukkan pukul 4.30 pagi. Astaghfirullahalzim..saya bermimpi rupanya. Ya Allah, itukah bayangan hari kiamat? Ngerinya ya Allah. Saya benar-benar merasainya. Sepanjang hayat saya, ini kali pertama saya bermimpi seumpama ini. Syukur alhamdulillah ya Allah kerana ianya hanya sebuah mimpi. Syukur jua kerana diri ini masih lagi berkesempatan memperbaiki kelemahan iman dalam diri.

Mungkin juga saya terbawa-bawa dengan kisah kaunseling seorang rakan saya dengan seorang suami orang yang menjalinkan hubungan terlarang dengan isteri orang. Atau mungkin juga saya terbawa-bawa dengan kisah seorang remaja perempuan yang membelakangkan ibu bapa dan bergaul tanpa batasan dengan mat-mat rempit. Terlampau memikirkan "keberanian" mereka sehingga terbawa-bawa ke alam mimpi yang sungguh menginsafkan.

***Terfikir...andai kiamat sudah tiba, bersediakah kita menghadapinya?

Saturday, June 30, 2007

"Tanda harga" untuk kebajikan

      Saya telah di "tanda harga" oleh akak reporter. Tetapi kali ini tujuannya adalah lebih kepada amal jariah ke rumah anak-anak yatim Darul Izzah. Hendak tahu cerita lanjut bolehlah jenguk di sini.

      Okey, this is the rule. If you are tagged, you need to write an entry related to the meme. At the end of your entry you just need to tag as many person as you like. You will then leave a comment in their blog to let them know they have been tagged. And to include this message, "By doing this meme you are contributing rm127 to the Darul Izzah Orphanage".

      A person is only as good as malaikat when he/she realizes that Allah is watching.

      Friendship is always referring to honesty and sincerity.

      To love is to appreciate and accept the loved ones as they are.

      Money makes me rich, richer and richest...hehe

      I miss my teaching profession, my friends during my tertiary education, my adopted grandma, Kak Ja, Aliyya, Penjual Cendol, Pros and Bro Hadi. Haiyaaa..so many names to mention here.

      My way of saying I care is by showing them that I care.

      I try to spread love and happiness by being nice to everyone I meet and close.

      Pick the flowers whenever it is permissible to pick. Tapi tak de kerja lah hendak petik bunga.

      To love someone is to accept him/her with good-faith.

      Beauty is too subjective to explain.

      When I was thirteen, what I remember the most was the time I had to leave my house and stayed at hostel.

      When I was twenty-one, I remember struggling to improve my CGPA :D

      I am most happy when my family happy.

      Nothing makes me happier than being with my family.

      If I can change one thing, I will change conventional laws to Islamic laws.

      Wouldn’t it be nice if we could live in peace without any prejudice.

      If you want to be accepted then you have to be nice to others.

      Money is not everything that makes life happier and merrier.

      The most touching moments I have experienced were when first time I stepped into the Masjidil Haram and saw Kaabah right in front of me.

      I smile when people smile at me.

      When I am happy, I will ensure peoples surrounding me are happy too.

      The best thing I did yesterday was going home early and escaped from overtime. My mind wasn’t functioning well at that time :D

      If I ever write a book, I will give it this title, “Wadah Seorang Insan" which purposely dedicated to all my fans here...he he he...perasan.

      One thing I must do before I die is to ensure my iman is up to the highest level...insyaAllah.

      Doing this meme, I feel like I've done my part to support the charity project. Jazakallahu Khayran (May Allah reward you for the good) to Bro Idham for his effort.

      Seterusnya saya mewariskan tag berikut kepada Cik Rafflesia Merah, Encik Buta Seni, Puan Izariza, Encik AriaPertama, Cik Indah Sakura, Encik Bang Gugar dan sesiapa sahaja yang berkenan hendak buat.

      Tiada paksaan semuanya hanya untuk kebajikan. Dah sudah nanti, jangan lupa tinggalkan jejak di sini. Senang Bro Idham hendak kira.

      Sekian, wassalam.

      Wednesday, June 27, 2007

      Suatu kisah di masa lalu

      Hari itu dia akan memulakan tugasnya di tempat baru. Memandangkan pejabatnya berhampiran dengan stesen sistem aliran transit ringan, dia memilih untuk menggunakan kemudahan tersebut. Ini kerana dia kurang gemar dengan kesesakan jalan raya di kota lumpur.

      Manakala di pejabat barunya, persiapan untuk menyambutnya telah dilakukan. Bakal ketuanya sudah bersedia menunggu di pejabat. Pengawal keselamatan pula sudah bersedia di parkir menanti kehadirannya. Lif khas sudah dikosongkan untuk memudahkan dia naik ke pejabatnya. Semuanya hanya menunggu masa dia sampai sahaja.

      Dia akhirnya sampai ke bangunan itu. Dia berjalan tenang masuk ke bangunan itu tanpa kawalan pengawal keselamatan dan tanpa menggunakan kemudahan lif khas. Tidak seorang pun mengenalinya. Di pejabat pula, bakal ketuanya resah menunggu dia yang tidak kunjung tiba. Ketuanya turun ke parkir khas untuk turut menanti. Akhirnya ketuanya mendapat panggilan telefon dari kakitangan pejabatnya memaklumkan yang dia sudah tiba dan bersedia untuk melaporkan diri di pejabatnya.

      Kisah ini, sekali imbas ada lucunya. Namun apabila dihayati, terselit sifat zuhud dalam diri dia. Dia yang diceritakan bukan calang-calang orangnya. Tetapi semua itu tidak menjadikan dia alpa pada dzat yang memilikinya.

      Sunday, June 24, 2007

      Ayam dan Itik II - Beijing

      Saya dan bonda sedang sibuk menawar harga untuk baju askar-askar puteri saya dengan seorang penjual wanita. Tiba-tiba rakan si penjual wanita itu menegur, "Do you like silk scarf?" sambil memegang kain tudung yang saya pakai. Saya memandang ke arahnya sambil mencari-cari bayang scarf sutera yang dimaksudkan. Dalam hati terdetik kedai ini jual baju kanak-kanak, tiada pun jual tudung. Kenapa lah minah ini menyibuk. Saya menjawab acuh tak acuh "No,thanks" dan teruskan aktiviti tawar menawar saya dengan rakannya.

      "Hallo miss..do you like silk scarf?" penjual wanita itu bertanya soalan yang sama sambil menunjuk ke arah rambutnya. Saya hanya mampu menggeleng, dalam hati dok mengomel tidak faham bahasa ke dia ni. Matanya bulat melihat gelengan saya. Dia berkata sesuatu dalam bahasa Mandarin. Saya tidak faham. Rakannya bertanya "How long?" sambil mengusap rambutnya. Otak saya yang sememangnya tengah blur dengan gangguan tersebut lansung menggeleng. Mata kedua-duanya bulat. Saya masih selamba.

      Gelagat kami rupa-rupanya diperhatikan oleh kekanda saya. "Perasan tak yang dia orang tu ingat awak tu botak," kata kekanda saya. "Huh..iye ke. Manalah orang faham ayam dan itik bercakap. Dia tanya soalan lain tapi dia maksudkan lain. Otak pula tengah mikir nak turunkan harga." "Tu la pasal, along dok perhati juga apa yang sebenarnya dia nak tahu." "He..he..he dorang ingat botak la ya, sebab tu kena pakai tudung," balas saya. Geledakan tawa kami bersatu. Mereka berpandangan kebingungan.

      Bila saya tengok gambar si botak itu, saya teringat kisah ini. Siapa sangka dalam saya dok tergelakkan wanita Beijing itu, ada juga perempuan Melayu dan Islam yang tergamak membotakkan kepalanya sendiri.

      Monday, June 18, 2007

      Kalut

      Situasi I
      F sedang kusyuk membuat kerja. Tiba-tiba telefonnya berdering. F kelam kabut mengangkat telefon pejabatnya dan menjawab "Hello, abc department." Telefonnya masih lagi berdering. Orang sekeliling memandang kehairanan. "Astaghfirullahala'zim, handphone aku rupanya," F mengomel sendirian. "Aku hairan juga, hebat benar ring tone telefon office kau tu," sambut M diikuti gelak tawa yang lainnya. F control macho buat-buat tidak faham.

      Situasi II
      N sibuk berkemas untuk balik awal. Alasannya hendak kejar lrt. Tepat waktu balik, dengan kalutnya dia mengambil access cardnya dan touch pintu pejabat. Tetapi malangnya pintu tidak boleh dibuka. Dia naik geram dan dicubanya lagi. Masih lagi tidak berjaya. Dia membelek kadnya. "Lahai patutlah, kad touch n go ," katanya perlahan. Semua yang ada di situ angkat gelakkan N. N pun turut tergelak sendirian mengenangkan kekalutannya.

      Alahai, sahabat-sahabat saya. Kalut sungguh saat-saat ini :)

      Sunday, June 17, 2007

      Abah

      Dia seorang lelaki yang bertanggungjawab, tegas dan adakalanya sangat kelakar. Dia sangat setia bersama PenciptaNya di kala dinihari. Dia juga seorang pencinta sastera. Tetapi dia kurang pandai menunjukkan kasih sayangnya. Walau apapun dia tetap dia. Tetap bersemangat teguh dan kental menjalani hidup atas prinsipnya tersendiri.

      Selamat Hari Bapa untuk Abah dan semua insan yang bergelar bapa. Al-Fatihah bagi bapa-bapa yang telah pergi.

      Tuesday, June 12, 2007

      Kota Lumpur

      Bagaikan lepas satu peperangan,
      Kota itu jelas kelihatan,
      Kesan lumpur yang ditinggalkan,
      Debu-debu halus berterbangan,
      Sesak, lelah sepanjang perjalanan.

      Hello kawan..
      Ini bukan jerebu dari negara jiran,
      Bukan juga bahana dari terbukanya pembakaran,
      Jadi, siapa dan apa yang harus disalahkan?

      Senyuman pengantin hilang serta merta,
      Tatkala menerima berita duka,
      Laluan segak entah ke mana,
      Kota lumpur menjadi mangsa.

      Ah!! inikan bencana alam namanya,
      Hadirnya tidak dapat diduga,
      Sedialah hebat mana pun prasarana,
      Di mana sahaja pasti boleh menimpa.

      Adakah bumi ini sudah tidak mampu?
      Menampung dosa yang dilakukan tanpa silu,
      Atau adakah ini amaran Tuhanmu?
      Kerana membelakangkan agama tanpa malu.

      ***Aku termenung sendirian.

      Sunday, June 10, 2007

      Biarkan aku dengan agamaku

      Di dalam kawasan bilik air di sebuah restoran yang menyediakan kemudahan beribadat untuk orang Islam, dia sibuk mengambil wudhu' di ruang yang disediakan tanpa menghiraukan minah-minah salleh yang beratur menanti giliran ke bilik-bilik kecil.

      Dalam keadaan begitu, wudhu' diambil dengan begitu berhati-hati agar aurat tidak diperlihatkan di hadapan mata minah-minah salleh tersebut. Dia tahu hukum aurat antara wanita muslim dengan wanita kafir adalah sama dengan hukum aurat antara wanita muslim dengan lelaki ajnabi.

      Tanpa sedar, ada yang asyik memerhati setiap perlakuan dia ketika mengambil wudhu'. Selesai berwudhu' dia perkemaskan pakaiannya. Terdengar satu suara, "Excuse me, are you in line? " tanya minah salleh yang di belakang kepada minah salleh yang di hadapannya. Bagaikan tersedar dari lamunan, minah salleh yang di hadapan sekali terkejut lalu berjalan melintasi dia dan menuju ke bilik kecil yang telah dikosongkan. Sebuah senyuman dan anggukan hormat dihulurkan kepada dia. Dia membalas senyuman tersebut.

      "Katakanlah: Wahai orang-orang yang menyangkal kebenaran (kafir)!. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak menyembah apa yang aku sembah, Dan aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu pun tidak akan menyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku! "- Surah Al-Kafirun

      "Hanya Engkaulah yang kami ibadahi dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang Kau murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." - Surah Al-Fatihah ayat 5 -7

      Friday, June 08, 2007

      Perangi Kejahatan

      Manusia ada pelbagai jenis perangai. Dalaman dan luaran tidak sama. Kadang-kadang mata tersilap menilai. Insan yang dianggap baik di mata boleh jadi sebaliknya. Dan insan yang dianggap jahat pula adakalanya kaya dengan nilai-nilai murni dalam diri.

      Sesetengah manusia akan melakukan apa sahaja asalkan hasratnya tercapai. Sama ada dalam mencapai cita-citanya mahupun cintanya. Sehinggakan ada yang sanggup ber"tuhan"kan iblis dan syaitan. Manusia seperti ini terlupa akan kuasa yang Allah yang Maha Besar. Oleh itu berhati-hati dalam menjalani kehidupan agar kita tidak menjadi mangsa kejahatan manusia seperti ini.

      Amalkan Surah Yassin ayat 9 sebanyak 8 kali setiap kali selepas solat sebagai salah satu pelindung diri. Jiwa perlu kuat dengan pengisian cinta kepada ALLAH yang Maha Esa. Syaitan sangat mudah menembusi pada jiwa yang lemah. Yakinlah akan kuasa Allah yang mengatasi segala kuasa kejahatan yang lain.

      Jangan gentar apabila menjadi mangsa penganiayaan. Perjuangan perlu diteruskan. Yakin diri bahawa yang hak pasti akan dapat menewaskan yang batil.

      Tuesday, June 05, 2007

      Beijing 2007


      Lorong basikal dan polis trafiknya


      Tempat letak basikal


      Sungai yang bersih di tengah-tengah kota



      Bangunan unik



      Stadium bola untuk Beijing 2008



      Terlena dalam bas



      Stadium utama untuk Olympic-Beijing 2008. Katanya ala sangkar burung, tapi tengok macam sarang burung je



      Sebahagian tinggalan tembok yang melingkari kota Beijing



      Salah sebuah masjid di Beijing

      Friday, May 25, 2007

      Terlupa

      Dalam hidup ini kita sering terlupa,
      Untuk belajar menghargai apa yang ada,
      Samada kita sedar atau tidak sedar,
      Samada kita tahu atau tidak tahu,
      Kita kadang-kadang terlupa mengsyukuri nikmat Tuhan.

      Kita lalui hidup kita, Ikut acuan kita,
      Ikut kata hati kita, Sehingga kita terlupa,
      Menjaga hati mereka yang di sekeliling kita,
      Menghargai kenikmatan hidup yang diberi pada kita.

      Sehingga tiba satu masa, Apabila musibah datang menduga,
      Apabila kita pergi meninggalkan, Atau ditinggalkan,
      Baru kita tersedar, Yang kita telah kehilangan.

      Sebelum terlewat, Belajarlah menjadi insan yang menghargai,
      Ingat lima perkara sebelum datangnya lima perkara,
      Sihat sebelum sakit, Hidup sebelum mati, Muda sebelum tua,
      Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit,
      Mudah-mudah kita tidak tergolong,
      Dalam golongan orang yang menyesal di kemudian hari.


      *** Saya akan berehat seketika. Saya tinggalkan Zikir Munajat dari Dr Badrul Amin untuk dihayati bersama. "Mesin fotostat" saya kini boleh salin tampal video lagi tu :)



      ...doakan..doakan yang baik-baik saja. Mudah-mudahan kita bertemu lagi. Salam mawaddah dari saya.


      P/s: Pa'chik, karya di atas sekali tu karya saya sendiri..bukan salin tampal ya :P

      Thursday, May 24, 2007

      10 Jenis Solat Yang Tidak Diterima Oleh ALLAH S.W.T

      Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim) Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa :
      "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :
      1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.
      2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
      3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum
      membencinya.
      4. Orang lelaki yang melarikan diri.
      5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
      6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
      7. Orang perempuan yang mengerjakan solat tetapi tidak menutup aurat.
      8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
      9. Orang-orang yang suka makan riba'.
      10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan
      yang keji dan mungkar."

      Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah." Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

      Fikir-fikirkan adakah kita termasuk dalam 10 golongan di atas. Saya? muhasabah diri sendiri.

      Wednesday, May 23, 2007

      Sakitnya Mati


      Allah merahsiakan saat kematian kita adalah untuk melihat sejauh mana kita melaksanakan amalan yang telah ditetapkan kepada kita dan sedalam mana pula kita meninggalkan larangannya.

      Manusia yang hatinya sentiasa ingatkan mati, akan melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadanya dengan lebih jujur, bersungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapat keredhaan Allah s.w.t. Manusia begini sentiasa merasai setiap tingkah lakunya diperhatikan oleh Allah s.w.t. . Dan ia juga mengetahui setiap tanggungjawab dan amanah yang dipikul akan ditanya satu persatu oleh Allah swt di akhirat kelak.

      Kesakitan bila nyawa dicabut oleh malaikatulmaut tidak dapat dibayangkan sama sekali. Walau bagaimanapun Nabi bersabda, maksudnya :

      “ Bahawa Rasulullah saw mengingatkan tentang mati dan keseksaannya, maka sabda Baginda: Iaitulah sakitnya tiga ratus kali tetakan pedang.”

      Bayangkanlah jika kita ditetak atau dipukul dengan kayu, dapat digambarkan kesakitannya. Inikan pula ditetak dengan tiga ratus tetakan. Bayangkanlah sendiri. Cuba kita tanggalkan pula kuku daripada isinya, pastinya sakit tidak tertahan. Daging disiat-siat dan dilapah hidup-hidup, dahaga yang amat sangat sehingga air lautan di dunia ini tidak mampu menghilangkan dahaganya. Semuanya ini cuma secebis dari perbandingan kesakitan maut, malah beribu-ribu kali lebih sakitnya daripada itu. Oleh itu, untuk meringankan keseksaan roh ketika dicabut oleh malaikat maut, maka digariskan beberapa amalan tertentu yang perlu diamalkan.

      Antaranya :-

      Sebelum tidur :

      1) Bacalah Surah Al-Ikhlas tiga kali
      2) Selawat ke atas Nabi s.a.w.
      3) Membaca Tasbih

      Amalan Harian :

      1) Sentiasa membaca Al-Quran
      2) Memelihara solat terutama solat fardhu
      3) Menghormati waktu azan
      4) Membaca tasbih
      5) Membanyakkan sedekah
      6) Sentiasa berzikir menyebut Allah

      Amalan yang perlu dijauhi :

      1) Dusta
      2) Khianat
      3) Mengadu domba
      4) Buang air kecil berdiri -

      Sabda Rasullulah saw yang bermaksud :-

      “Bersuci kamu sekalian dari buang air kecil kerana sesungguhnya kebanyakan seksa kubur itu dari sebab buang air kecil.”

      Pada suatu hari malaikatulmaut datang untuk bertemu dengan Nabi Idris a.s. lalu Nabi Idris a.s. mengetahui kesakitan sakaratulmaut agar taqwanya lebih mendalam dan teguh lagi. Maka Allah s.a.w. memberikan wahyu kepada malakaitulmaut supaya mencabut nyawa Nabi Idris dan meninggalkan ketika itu juga. Malaikatulmaut menangis dan memohon kepada Allah s.a.w. supaya Dia (Allah s.a.w. ) menghidupkan kembali Nabi Idris lalu dimakbulkan Allah. Setelah didapati Nabi Idris a.s. sudah hidup kembali, malaikutul maut bertanya :-

      “Ya saudaraku bagaimana rasanya kesakitan maut?”

      Jawab Nabi Idris a.s. :-

      “Sesungguhnya ibarat terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup, maka rasa sakit menghadapi maut itu lebih dari 1000 kali sakitnya. “

      Kata malakatulmaut : -

      “Secara berhati-hati dan tidak kasar yang telah saya lakukan khusus mencabut nyawa engkau itu, belumlah pernah aku lakukan terhadap seseorang pun.”

      Diriwayatkan lagi bahawa Nabi Isa a.s. telah menghidupkan beberapa orang yang telah mati dengan keizinan Allah s.w.t.

      Maka sebahagian orang kafir berkata :

      “Sesungguhnya engkau telah menghidupkan orang-orang yang telah mati yang masih baru, yang mungkin mereka itu belum benar-benar mati. Maka hidupkan untuk kami orang yang telah mati seperti zaman awal dulu.”

      Kata Nabi Isa a.s. : -

      “Cubalah kamu pilihkan...”

      Mereka berkata :-

      “Hidupkanlah untuk kami anak Nabi Nuh a.s. (Saam bin Nuh).”

      Maka Nabi Isa a.s. pergi ke kuburnya, lalu mengerjakan solat dua rakaat dan berdoa kepada Allah s.w.t. Dan Sam bin Nuh dihidupkan kembali, tetapi rambut dan janggutnya sudah beruban. Nabi Isa a.s. hairan kenapa jadi begitu.

      Berkata Sam bin Nuh:

      “Saya telah mendengar panggilanmu dan saya mengira hari kiamat telah tiba, maka rambut dan janggut saya berubah menjadi putih seperti ini dari sebab takutnya hari kiamat.

      Berkata Nabi Isa a.s. :- “Sudah berapa tahun kau meninggal dunia?”

      Kata Sam : - “Semenjak 4000 tahun lalu maka belumlah hilang sakit dari sakaratul maut.”

      ***lagi-lagi salin dan tampal

      Tuesday, May 22, 2007

      Ayam dan Itik

      Di satu sudut kawasan Masjidil Haram saya duduk berteleku di kelilingi muslimat Turki dan Pakistan. Malam itu malam Jumaat. Alunan surah yassin, al-kahfi dan al-sajadah silih berganti. Tanpa saya sedari ada mata yang memandang, ada telinga yang merapat dengar. Tidak senang menjadi perhatian, mata melihat pada empunya mata yang melihat dan mendengar. Senyuman berbalas. Dia menanti sehingga saya selesai mengaji. Usai mengaji dia menegur.
      Dia: Indonesi?
      Saya: La', Malizia.
      Dia: Mesr?
      Saya: Malizia (sambil menunjukkan bendera yang tertera pada kad nama).
      Dia mengangguk-angguk.
      Saya: Turk?
      Dia mengangguk sambil bercakap Turki.
      Saya tersengeh...tidak faham.
      Saya : Angkara?
      Dia bercakap-cakap mengunakan bahasa dia lagi.
      Saya sengeh lagi. Dia membalas sengehan saya.

      Dia bertanya dalam bahasa Turki sambil menunjuk kitab suci Al-Quran.
      Saya: English?
      Dia menggeleng.
      Saya: Arabic? (macam pandai cakap arab sangat..)
      Dia menggeleng.
      Dia: Turk..Turk... (seterusnya bertanya lagi dalam bahasa Turki.)
      Saya: Saya tak faham bahasa Turki (sambil menunjukkan bahasa isyarat ciptaan sendiri).
      Dia menunjukkan Al-Qurannya dalam bahasa Turki sambil menunjukkan isyarat yang dia tidak pandai membaca Al-Quran dalam bahasa Arab.
      Saya: Oooo macam tu ke. Kami orang Malaysia baca Al-Quran bahasa Arab. Walaupun kebanyakkan kami tidak faham arabic.
      Dia menunjukkan isyarat bagus. Saya ketawa kecil. Dia turut ketawa seolah-olah dia faham apa yang saya kata.

      Tidak lama kemudian sulaman telekung saya, kad nama saya, gelang tangan saya dibeleknya. Dia berkata-kata lagi dalam bahasa Turki.
      Saya: Awak cakaplah apa-apa saja..saya tak faham sambil mengangkat bahu.
      Dia cuba menerangkan lagi. Saya hanya mampu mengangkat bahu lagi sambil tertawa kecil. Dia turut ketawa sama. Akhirnya kami berbicara menggunakan bahasa isyarat.
      Saya: Apa nak buat..ayam dan itik berborak..ketawa je la ya..faham tak faham belakang kira.
      Dia ketawa lagi..sambil mencuit-cuit dagu saya persis seorang ibu. Saya turut gelihati dengan gelagatnya.

      Setelah solat isyak dan beriktikaf seketika, saya mohon izin untuk pulang. Salam bertaut, kedua-dua belah pipi saya dikucupnya mengikut budaya orang Turki. Saya terkejut. Lantas saya memeluknya sambil memberi isyarat "Saya Malaysia...awak Turki..tapi Tuhan kita tetap sama..La'illa haillallah Muhammadur Rasulullah" Dia turut mengucap bersama-sama saya. Gengaman tangan kami terasa betapa kuatnya ukhuwah yang baru sebentar terjalin.

      Monday, May 21, 2007

      Abadi

      Ku tulis namamu di langit...hilang ditiup angin,
      Ku tulis namamu di pasir...hilang dihempas ombak,
      Ku tulis namamu di hati... kekal abadi hingga mati.
      Kawan..selama-lamanya abadi.

      Andai nadi berhenti berdenyut,
      Andai mata terpenjam rapat,
      Andai tubuh terbujur kaku,
      Andai nyawa tinggalkan jasad,
      Tidak sesekali aku kesalkan,
      Kerana aku cukup gembira,
      Punyai sahabat seperti kamu.

      ***Hanya aku, kau dan dia yang mengerti pengabdian ini.

      Thursday, May 17, 2007

      Kisah Selembar Bulu Mata

      Diceritakan di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Allah sedang diadili. Ia dituduh bersalah, menyia-nyiakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia berkeras membantah. "Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu." "Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa," jawab malaikat. Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yg sedang berdiri.

      Di situ hanya ada dia sendirian. Makanya ia pun menyanggah, "Manakah saksi-saksi yg kau maksudkan? Di sini tdk ada siapa kecuali aku dan suaramu." "Inilah saksi-saksi itu," ujar malaikat. Tiba-tiba mata angkat bicara, "Saya yang memandangi." Disusul oleh telinga, "Saya yg mendengarkan." Hidung pun tidak ketinggalan, "Saya yang mencium." Bibir mengaku, "Saya yang merayu." Lidah menambah, "Saya yang mengisap." Tangan meneruskan, "Saya yang meraba dan meremas." Kaki menyusul, "Saya yang dipakai lari ketika ketahuan."

      "Nah kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu", ucap malaikat. Orang tersebut tidak dapat membuka sanggahannya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dihumbankan ke dalam jahanam. Padahal, rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu. Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, sekonyong-konyong terdengar suara yg amat lembut dari selembar bulu matanya: "Saya pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi."

      "Silakan", kata malaikat. "Terus terang saja, menjelang ajalnya, pada suatu tengh malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji, bahwa apabila ada seorang hamba kemudian bertaubat, walaupun selembar bulu matanya saja yg terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan tobat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan."

      Dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut dibebaskan dari neraka dan diantarkan ke syurga. Sampai terdengar suara bergaung kepada para penghuni syurga: "Lihatlah, Hamba Tuhan ini masuk surga kerana pertolongan selembar bulu mata."

      Firman Allah swt,
      "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada di dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, yang ingat-mengingati supaya mentaati kebenaran, dan yang ingat-mengingati dengan kesabaran." Surah Al-Ashr

      Dari Abdullah bin 'Amr R.A, Rasulullah S.A.W bersabda: " Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."


      *** Sesi salin dan tampal lagi.

      Renung dan nilai diri sendiri tertanya-tanya di mana kedudukan di akhir nanti.

      Wednesday, May 16, 2007

      Satu Kisah

      AWAS! Entri ini panjang. Jika malas baca lupakan sahaja.

      Sedang dia berjalan-jalan menuruni anak tangga di sebuah pasar tani, kedengaran sayup-sayup namanya dipanggil. "Cikgu XYZ!." Langkahnya terhenti mencari-cari dari mana arah datangnya suara tersebut. Yang kelihatan di sekelilingnya ketika itu adalah seorang budak lelaki, seorang budak perempuan dan seorang remaja perempuan duduk minum di gerai berhampiran dengan selambanya. Dia keliru dan meneruskan langkah tanpa menghiraukan suara tadi. "Cikgu XYZ!" dia menoleh geram. "Betul ke Cikgu XYZ?" tanya suara itu lagi. "Dah kamu panggil nama saya, saya menoleh, betul la tu maknanya," jawab dia ke arah kumpulan yang duduk minum tadi. Lantas budak lelaki itu bangun mendekati dia sambil menghulurkan tangannya. Dia serba salah. Memikirkan budak lelaki itu masih lagi bergelar budak, dia menyambut tangannya. Tangannya dicium oleh budak lelaki tersebut. Kemudian disusuri pula oleh salam dari budak perempuan yang ada bersama-samanya.

      "Apa khabar cikgu? Masih ingat saya lagi?" tanya budak lelaki tersebut sambil membuka topinya. "MasyaAllah, Afiq ya," tanya dia. "Ya betul," balas Afiq. "Awak apa khabar?" tanya dia. "Baik. Saya tidak akan lupa cikgu." Dia ketawa sambil bertanya "Kenapa?". "Sebab cikgu, cikgu pertama yang buat saya menangis," sambung budak lelaki itu penuh hormat. Ayah si dia yang ada bersama ketika itu sempat menjeling ke arahnya. Ketawa dia semakin besar. "Lamanya saya tidak jumpa cikgu. Saya ingat tak jumpa cikgu lagi dah. Datanglah sekolah cikgu boleh jumpa kami," balas Afiq ramah. "Saya sejak tinggalkan sekolah tu, lansung saya tak jengah sana dah. Kamu pun dah tinggi sekarang ya. Dah makin hensem cikgu tengok. Tahun berapa sekarang?," dia membalas sambil menyakat Afiq. "Tahun 6 cikgu. Doakanlah saya berjaya. Saya hendak berjaya, masuk universiti macam yang cikgu kata dulu," jawab Afiq. "InsyaAllah saya doakan. Saya pasti kamu boleh lakukan. Nanti boleh apply asrama penuh, merasa hidup di asrama pula," dia menjawab tenang. "Tu lah ingat nak apply MRSM," jawab Afiq penuh yakin. "Apa-apa hal pun score UPSR dulu. Kemudian baru fikir hendak ke mana-mana," dia membalas. "Oklah Afiq, saya terpaksa jalan dulu. Sampaikan salam saya buat kawan-kawan yang lain ya," dia mohon undur diri. "Ok cikgu, panjang umur InsyaAllah kita jumpa lagi." Tangan dia disalami dan dikucupi sekali lagi oleh Afiq.


      Kenangan lalu.
      Di sebuah kelas di Tahun 4, Afiq sedang asyik bermain mengacau rakan sekelasnya sambil menjengkek-jengkekkan kerusinya. "Afiq!!! Kamu bangun." Tubuh kecil itu bangun mengadap guru yang mengajar. Mata bertentang mata. "Kamu ingat kamu dah pandai sangat boleh tak buat kerja? Kamu ingat saya tidak tahu kamu buat apa dekat belakang tu!" kata dia marah. Afiq terdiam mungkin kerana dia tidak pernah melihat gurunya marah sedemikian rupa. "Kalau macam ini lah perangai kamu saya tidak teragak-agak untuk report pada cikgu kelas dan turunkan kamu ke kelas lain." Mata Afiq sudah mula berair.Dia ingin duduk. "Siapa suruh kamu duduk?" Afiq berdiri kembali. Kali ini matanya merah. Selama lima minit berdiri dia menahan tangisannya dalam diam. "Baik Afiq, kamu boleh duduk. Saya nak tengok kerja yang saya bagi di dalam kelas hari ini sampai di meja saya sebelum balik kamu balik tengah hari. Faham?" Afiq tunduk lemah tidak berani menentang mata gurunya.

      Sewaktu rehat, dia melintasi kelas Afiq. Afiq kelihatan duduk menghabiskan kerja di mejanya. Dalam diam dia menghampirinya lansung duduk di sebelahnya.
      "Assalamualaikum." Afiq menjeling sambil menjawab salam dengan nada yang perlahan. "Tak keluar rehat?" tanya dia. Afiq menggeleng. "Ermm kamu marah saya?...kalau kamu masih marah saya minta maaf." Sunyi. Dia menyambung "Saya buat begitu sebab saya sayang kamu." Afiq mengangkat mukanya. Masih ada bekas air mata di kelopak matanya. "Saya yang patut minta maaf cikgu. Saya dah buat cikgu marah," balas Afiq. Dia senyum. "Baguslah kalau kamu dah tau kesilapan kamu," kata dia. "Lagipun..orang lelaki tidak elok menangis, tak macho tau," sambung dia lagi sambil menumbuk manja bahu Afiq dan memberinya sekeping tisu. Afiq ketawa dan mengelap air matanya dengan tisu yang dia berikan. Dia turut sama ketawa. "Kamu dah makan?" tanya dia. "Tu ha mak ada bekalkan roti," jawab Afiq. "Oklah. Kalau begitu cikgu pergi dulu, nanti dah siap hantar atas meja cikgu, ok." Afiq senyum mengangguk. Dia berlalu sambil menepuk-nepuk bahu Afiq.

      Realiti Kehidupan
      Ah..sungguh singkat masa berlalu. Pengalaman setahun menjadi guru benar-benar menguji kesabaran saya. Afiq antara murid yang rapat dengan saya. Dia bijak berbanding rakan-rakan yang lain. Tapi dia dari keluarga yang berpendapatan sederhana. Tidak seperti rakan-rakan yang lain yang lebih bergaya dari segi penampilan mereka. Almaklumlah anak-anak orang berada. Oleh sebab itu, saya cuba membimbingnya kerana saya nampak potensi yang ada dalam diri dia setiap kali saya membincangkan isu-isu semasa yang agak mencabar bagi murid-murid tahun 4. Afiq sangat terkejut apabila saya hanya mengumumkan perletakan jawatan saya di kelasnya pada hari terakhir saya di sekolah itu. "Kenapa cikgu bagi tahu lewat?" dia memulakan pertanyaan. "Cikgu hendak kerja di mana," tanya seorang murid yang lain. "Jika cikgu bagi tahu awal, boleh kami bagi hadiah" "Kenapa cikgu hendak tinggalkan kami?" "Jika saya ada kuasa, saya tahan cikgu di sini" "Cikgu tidak sayangkan kami, cikgu tipu kami!" Cikgu itu cikgu ini..satu demi satu pertanyaan dan tuduhan dilemparkan pada saya. Hanya Allah sahaja yang tahu betapa hebatnya saya berperang dengan perasaan saya ketika itu. Bagaikan orang menyerah kalah saya mengangkat kedua-dua tangan saya menenangkan suasana yang tegang. "Saya minta maaf, jika diizinkan memang saya ingin terus bersama kamu semua. Saya hendak tengok kamu berjaya. Tetapi ada amanah lain yang memerlukan perhatian saya. Saya tidak mahu hadiah. Cukup dengan doa dan kejayaan kamu semua mengiringi saya. Jika saya diizinkan Allah, saya ingin melihat kamu semua berjaya menjadi insan yang berguna untuk agama dan bangsa," jawab saya menahan sebak. Suasana sepi seketika. Afiq bangun sambil bersuara "Cikgu, janganlah sedih. Pergilah cikgu tapi jangan lupakan kami. Nanti raya haji boleh kami datang rumah cikgu..rasa masakan cikgu kan kawan-kawan?" dia cuba menceriakan suasana yang hiba. Kami semua ketawa jadinya melihat gelagat dia. Di akhir kelas itu seorang demi seorang menyalami dan menciumi tangan saya. Tetapi genggaman tangan Afiq meninggalkan kesan air matanya di tangan saya. Dia pantas berlalu pergi tanpa menatap saya. Saya tergamam.

      Semasa saya kelam kabut untuk menghadiri jamuan perpisahan saya, Afiq dan dua orang rakannya datang ke bilik guru memanggil saya keluar. "Ada apa Afiq?" "Ini ada kad dan hadiah untuk cikgu sebagai kenangan," jawab dia. "Ya Allah, buat susah-susah saje. Pakai duit siapa ni?" tanya saya. "Kami share duit 3 orang cikgu,"sambut rakannya. "Dah tu kamu ada duit tak nak makan ni?" tanya saya sambil mencari-cari dompet duit di dalam tas tangan. "Dah cikgu jangan risau. Ambillah sebagai tanda hati dari kami," jawab Afiq. "Terima kasih semua. Maaf saya kena pergi jamuan sekarang. Ok ya panjang umur kita bertemu lagi," kata saya sambil memulakan langkah hendak berlalu pergi. "Cikgu! nanti sekejap," Afiq memanggil. "Ada apa lagi?" tanya saya. "Nak salam cikgu lagi," jawab Afiq. Tiga orang sahabat itu menyalami dan menciumi tangan saya lagi. "Selamat jalan cikgu, kami harap boleh jumpa cikgu lagi," Afiq bersuara bagi pihak rakan-rakannya. Redup matanya saya pandang. Terpancar sebuah kejujuran dan keikhlasan. Saya hanya mampu tersenyum kosong menahan sebak di hati.

      Pulang dari sekolah saya membelek-belek hadiah pemberian Afiq dan rakan-rakannya. Hadiahnya adalah sekeping kad yang dibuat sendiri daripada kertas A4 dan buku nota kecil bergambar winnie the pooh. Antara bait-bait yang mereka tulis Salam perpisahan buat cikgu yang kami sayangi. Jangan lupakan kami. Selamat hari raya Aidiladha cikgu, nanti bolehlah kami datang rumah cikgu dan makan rendang masakan cikgu.Saya tersenyum sendirian.

      *********************************************

      "Mulakan dengan bismillah. Melangkahlah ke kelas dengan kaki kanan. Niat di dalam hati aku ingin mencelikkan anak didikku dengan penuh keikhlasan. Sentiasa berdoa agar ilmu yang diberikan bakal memberi manfaat di akhirat kelak. Tugas ini tugas yang murni jangan dicalari dengan ilmu-ilmu yang tidak berguna"- abah.
      Jauh di sudut hati adakalanya datang keinginan untuk kembali ke dunia pendidikan. Mendidik anak-anak kecil yang masih hijau adalah lebih mudah dari mendidik orang dewasa yang keras kerikil. Tapi saya tidak menyalahi takdir. Perjalanan hidup ini Allah yang menentukan. Selamat hari guru buat semua insan yang bergelar pendidik. Semoga usaha murni kalian diberkati Allah.