Thursday, May 17, 2007

Kisah Selembar Bulu Mata

Diceritakan di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Allah sedang diadili. Ia dituduh bersalah, menyia-nyiakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia berkeras membantah. "Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu." "Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa," jawab malaikat. Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yg sedang berdiri.

Di situ hanya ada dia sendirian. Makanya ia pun menyanggah, "Manakah saksi-saksi yg kau maksudkan? Di sini tdk ada siapa kecuali aku dan suaramu." "Inilah saksi-saksi itu," ujar malaikat. Tiba-tiba mata angkat bicara, "Saya yang memandangi." Disusul oleh telinga, "Saya yg mendengarkan." Hidung pun tidak ketinggalan, "Saya yang mencium." Bibir mengaku, "Saya yang merayu." Lidah menambah, "Saya yang mengisap." Tangan meneruskan, "Saya yang meraba dan meremas." Kaki menyusul, "Saya yang dipakai lari ketika ketahuan."

"Nah kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu", ucap malaikat. Orang tersebut tidak dapat membuka sanggahannya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dihumbankan ke dalam jahanam. Padahal, rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu. Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, sekonyong-konyong terdengar suara yg amat lembut dari selembar bulu matanya: "Saya pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi."

"Silakan", kata malaikat. "Terus terang saja, menjelang ajalnya, pada suatu tengh malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji, bahwa apabila ada seorang hamba kemudian bertaubat, walaupun selembar bulu matanya saja yg terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan tobat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan."

Dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut dibebaskan dari neraka dan diantarkan ke syurga. Sampai terdengar suara bergaung kepada para penghuni syurga: "Lihatlah, Hamba Tuhan ini masuk surga kerana pertolongan selembar bulu mata."

Firman Allah swt,
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada di dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, yang ingat-mengingati supaya mentaati kebenaran, dan yang ingat-mengingati dengan kesabaran." Surah Al-Ashr

Dari Abdullah bin 'Amr R.A, Rasulullah S.A.W bersabda: " Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."


*** Sesi salin dan tampal lagi.

Renung dan nilai diri sendiri tertanya-tanya di mana kedudukan di akhir nanti.

5 comments:

Pa'chik said...

dah pernah baca dulu. lama dulu.

jangan ada yang jadikkan cerita ni lesen utk wat jahat dah la. buat plan nanti bila dekat nak mati, tobat bagi keluar air mata sikit. oke la...

akirasuri said...

meremang baca.

saya...dimana agaknya..

terima kaseh atas entri ni...

Iman Mawaddah said...

Pa'chik,
Ajal maut siapa yang boleh plan. Orang yang kena virus HIV sekalipun pada hukum alam patutnya dah mati. Tapi bertahun pula hidupnya.

..melainkan mereka tidak beriman ke jalan Allah

Akira,
Itulah saya pun terfikir di manalah pengakhiran saya nanti...baik ke? buruk ke?

13may said...

bagus entri ni:)

Iman Mawaddah said...

ye ke?..tenkiu2